Hatinya yang sempat serupa layar, kalut dan kuncup terkait di batuan karang, kini sepenuhnya camping. Tak berkesanggupan lagi menahan amuk garam, jilatan buih dan waktu yang melarikan ribuan gelombang. Hanya cecarik saja yang tanggal, nyempil dalam kesendirian dan terlupakan.
Sebelum segala hilang menyempurnakan dirinya dalam kesunyiaan, telah diberangkatkan pula seucap kutuk yang jatuh di atas punggung kelelawar. Terbang ke langit-langit harap yang berlukis gembungan awan hitam, jatuh bersama segalanya nyeri, menjadi hujan, menjadi riak berserak gemeretak merawat jejak.
"Aku adalah perasaan-perasaanmu yang hilang. Tidak pernah kekal di hatimu tidak juga tersemat di sepetak ingatan, karena itu aku menjadi hantu-hantu. Bergentayang menolak untuk bersemayam." ucapnya.
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Damnasi Magenta"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar