Tidak lelahkah, kau...
Menghunus pedang bersama segala ancam, sementara tanganmu sendiri bergetaran kalut dan kedua kakimu bahkan akan runtuh menahan beban.
Tidak bersedihkah, kau...
Menyaksi bayang-bayangmu sendiri ambruk di atas lumpur, bergelepar karena terlalu lama memuja dendam. Ambruk membusuk puruk remuk.
Tidak jengahkah, kau...
Karena pada ahirnya segala amuk yang dangkal itu, tak pernah memiliki alasan kecuali rasa takut yang dibiarkan menjadi tuan. Dan setiap orang di dalam rasa takut adalah yang terkalahkan dan terjauh dari harapan.
Tidak getirkah, kau...
Ketika hidup hanya dipandang dari tapak kaki sendiri, sementara di sekitar tempatmu berpijak, ada ribuan tapak-tapak yang lain. Melesak menyemat jejak, bercerita tentang perih dan tawa yang lai
Belum ada tanggapan untuk "Dangkal Tanda Tak Dalam II"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar