Seperti inikah rasanya kematian?
Kesunyian yang berulang-ulang dan suara yang tenggelam, ditelan segala yang hilang. Aku seutuhnya menyerah, kepada kemungkinan yang kekal, kepada pucuk-pucuk kenyataan paling rentan. Dengan atau tanpa Tuhan, aku kembalikan segala terang dan kelam. Di sini, hanya temaram yang utuh bisa kupandang.
"Mati kau!"
Setebas pedang, memenggal nafas paling dalam. Aku rubuh, bersimbah kekosongan.
Belum ada tanggapan untuk "Kesunyian yang Kembali Terulang"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar