Larik renjana jatuh di atas genting rumah tetangga. Aku tidak
melihat bayang-bayangmu, tidak juga mencium bau mimpimu, hanya segala yang
keperakan terhirup hingga ke dalam jantung yang terasa semakin berdegup.
Maria... Aku ingin beringsut, sejengkal saja, jauh lebih dekat dengan
jangat-hangatmu.
Di dalam hatiku ada ribuan orang dan pasar-pasar yang ramai. Selalu
menjajakan apa saja di setiap nadiku berdetak. Lihat, lihat sejenak,
tangan-tangan itu tidak hanya ingin membeli, ada juga kelebat jemari yang
mencuri, ingin merenggut cahaya matamu.
Lebam, hatiku lebam.
Mengeja malam, menyiangi rembulan. Lebam, hatiku lebam...
Menyebutmu
dari kejauhan.
Maria ... rindu ini tak akan pernah usai.
Bandung - Pertemuan Kecil, Pikiran Rakyat
Edisi Minggu, 21 Oktober 2012
Belum ada tanggapan untuk "Engkau, Renjana (Pikiran Rakyat, Minnggu 21 Oktober 2012)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar