Para pembaca yang budiman, juga Primajasa dan Doa Ibu. Di mana pun Anda ber-Anda.
Pernahkah Anda melihat sebuah kota yang semuanya dibangun dari bayang-bayang? Kota yang segala-galanya hanya sekadar bayang-bayang.
Absurd, bukan?
Bagaimana mungkin sebuah kota hanya dibangun dari bayang-bayang? Tentu ada gedung nyatanya, kemudian terciptalah bayang-bayang gedung, itu pun tidak begitu saja, harus ada unsur lain untuk menciptakan bayang-bayang, yaitu cahaya. Betapa absurd kota bayang-bayang itu, segala-galanya di sana hanya bayang-bayang. Tak ada cahaya, tak ada benda nyata, hanya ada bayang-bayang.
Pembaca yang bersabar.
Kalau Anda bertanya tentang kehidupan macam apa yang ada di dalam kota itu, maka kita harus bertanya kepada satu-satunya lelaki yang pernah bertamu ke kota itu. Siapa dia? Dia adalah seseorang yang baru saja meninggalkan saya setelah begitu saja dia datang bertamu dan bercerita tentang kota bayang-bayang. O iya, saya tadi sempat berkenalan dengannya, namanya Sadun. Begini ceritanya...
Bersambung
Belum ada tanggapan untuk "Kota Bayang-bayang (Part I)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar