Masih tentang pertanyaan kemarin yang sama-sama tak kita temukan jawabannya, Bu. Pertanyaan-pertanyaan sederhana tentang kenapa PLN tidak memberi ganti rugi atau potongan harga ketika mati lampu? Kenapa film Joda Akbar begitu pelit untuk tayang di TV satelit? Kenapa selalu tentara yang lebih gesit menolong korban bencana alam dari pada polisi? Kenapa jumlah rambut kita selalu banyak yang tanggal ketika disisir? Kenapa malaikat kita, Najwa, seakan-akan punya sejuta tenaga untuk berlarian riang siang dan malam?
Ya, pertanyaan-pertanyaan sesederhana itu, pertanyaan tentang apa saja. Tentang apa pun, bahkan ketika itu sama sekali terasa absurd dan kadang menjengkelkan. Aku tetap bersetia, mendengakan, satu demi satu kata-kata kita lontarkan.
Ya, pertanyaan-pertanyaan sesederhana itu, pertanyaan tentang apa saja. Tentang apa pun, bahkan ketika itu sama sekali terasa absurd dan kadang menjengkelkan. Aku tetap bersetia, mendengakan, satu demi satu kata-kata kita lontarkan.
Sebelum waktu lebih cepat merenggut napas di dalam dada kita, akan selalu ada, akan selalu terjaga, akan selalu setia, aku mendengarkan segala apa saja darimu. Tak pernah lelah, tidak akan pernah lelah.
Sekadar hadiah kecil, sand art ini sekadar penanda, pengingat, untuk segala kasih dan sayang yang tiada pernah berhenti kau curahkah.
Sekadar hadiah kecil, sand art ini sekadar penanda, pengingat, untuk segala kasih dan sayang yang tiada pernah berhenti kau curahkah.
Belum ada tanggapan untuk "Selamat Hari Ibu 2014 (Catatan untuk yang Tercinta, Ibuku)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar