Horeee... Ada Guntur Alam di Info Absurditas Kata, nggak asing lagi deh sama penulis yang satu ini. Karya beliau sudah wara-wiri di berbagai media massa (Kompas, Nova, Tempo, Media Indonesia, dan lain-lain) Buku-buku beliau juga sudah banyak menghiasi lemari best seller di toko-toko buku, sebut saja beberapa bukunya yang berjudul: Jurai, Love at School, Musim yang Bercerita tentang Cinta, Mata Sayu itu Bercerita, dan lain-lain.
Seabrek prestasi menulis sudah diraihnya, kira-kira apa ya rahasianya? Menjadi penulis fiksi (khususnya cerpen) yang sukses seperti Guntur Alam, salah satunya harus punya kemampuan untuk membuat ending cerpen yang nampol.
Coba deh singgah di blog Negeri Guntur Alam, cerpen-cerpen beliau punya ending yang nampol. Ending yang membuat pembaca merasa puas dengan waktunya yang digelontorkan untuk membaca karya beliau. Kalau udah merasa puas, terus ketagihan deh. (Admin juga diam-diam suka nangkring di Negeri Guntur Alam, ssstttt...)
Sekarang, Guntur Alam akan berbagi tips menulis ending cerpen yang nampol, simak yuk, semoga ilmunya bisa nular, semoga dengan membaca tips menulis dan proses kreatif menulis Guntur Alam, kita semua bisa ikutan menulis cerpen dengan ending keren.
Ending cerpen itu harus di akhir cerpen ya, mungkinkah ending ditulis di awal?
He he he... Emang ada ending cerpen yang ditulis di awal cerita? Namanya ending, berarti di akhir cerita dong, masa iya ending di awal?
Ending atau akhir cerita memang lazimnya berada di akhir cerpen, tetapi banyak juga kok cerpen yang ditulis dibuka dengan hal yang berkaitan dengan ending cerita terlebih dahulu, walau nggak utuh, hanya potongan yang memberi semacam petunjuk kepada pembaca. Saya juga beberapa kali menulis pembukaan cerpen dengan hal seperti itu. Contohnya cerpen saya yang berjudul Malam Hujan Bulan Desember yang dimuat Kompas tahun 2013 silam. Saya membuka cerpen dengan informasi bila ayah yang membunuh ibu. Sebenarnya paragraf pembuka itu adalah paragraf pertama di plot akhir, tetapi saya pikir akan menarik bila dijadikan paragraf pembuka cerpen tersebut.
Wuih, ternyata ada loh cerpen yang ending-nya disimpan di awal. Salah satunya adalah cerpen Malam Hujan Bulan Desember. Nah, Sob, sepertinya besok-besok kita harus mencoba teknik ini, biar cerpennya lebih gereget :D Cerpen dengan ending di awal ini membuat pembaca BT, karena kecele. Tapi BT dalam kepuasan batin tersendiri. #Jiah
Ending cerpen ada berapa jenis sih?
Kalau di dunia sinetron kan ada ending berbunga-bunga, ada juga ending bersedih-sedih, atau buat angkatan jadul pasti pada inget Andy Lau selalu memainkan film dengan ending tragis (dia mati mulu padahal boga lakon dan ganteng :D)
Kalau sepemahananku ending cerpen itu hanya ada 2, yaitu ending terbuka dan ending tertutup. Kurang tahu bila sudah ada tambahan –ilmu masih yang jadul--. Ending terbuka yaitu ketika penulis membiarkan nasib cerita (baik tokoh atau pun lainnya) ditentukan oleh pembaca. Penulis memberi pembaca kebebasan berimajinasi untuk melanjutkan ceritanya. Saya menggunakan ending terbuka ini pada cerpen Mar Beranak di Limas Isa, dimuat Kompas tahun 2011, lebih jelas silakan baca cerpennya. Sementara ending tertutup yakni penulis tidak memberi peluang kepada pembaca untuk melanjutkan cerpen tersebut dalam imajinasi masing-masing alias nasib cerita sudah tergambar jelas di ending seperti tokohnya mati atau menemukan kebahagiaan yang dia cari. Kalau di cerpen yang saya tulis sepertinya saya cukup jarang menggunakan ending ini.
Hmmm... Cerpen-cerpen Guntur Alam rupanya didominasi oleh cerpen dengan ending terbuka, mungkin itu sebabnya beliau punya banyak pembaca karena cerpennya memberi keleluasaan pembacanya untuk ikut "ngobok-ngobok" ending cerpennya.
Bikin Ending yang keren itu gimana caranya?
Unsur cerpen yang sangat menentukan nasib sebuah cerpen, salah satunya adalah ending. Nah, supaya cerpen kita bernasib bagus, kira-kira gimana nih membuat ending yang nampol?
Sebagaimana menulis, cara membuat ending dan twistnya bisa dipelajari, kok. Kuncinya cuma satu saja banyak membaca karya orang lain yang sudah dimuat oleh media atau buku. Saya menggunakan trik ini juga, kok. Saat membaca cerpen orang lain saya mengamati cara teknik mereka bercerita, termasuk ending itu. Nanti biasanya saya suka menggabungkan beberapa teknik pengarang agar menjadi teknik sendiri. Intinya membuat ending yang bagus itu bisa didapat dari latihan yang teratur dan membaca yang banyak. Ya, kayak belajar ilmu bela diri-lah. Latihan yang intens akan membuat kita semakin mahir menggunakan jurusnya.
Mulai detik ini juga, buat para penulis yang berpikir latihan menulis itu cukup dilakukan dengan menulis, menulis, menulis dan terus menulis, harus segera berganti jurus. Menjadi penulis keren seperti Guntur Alam harus dimulai dengan membaca, membaca, membaca, menulis, menulis.
Cerpen Indonesia yang ending-nya paling keren, cerpen apa menurutmu?
Ada banyak cerpen Indonesia keren yang wara-wiri di sekitar kita, dari sekian banyak menurut Guntur Alam ada beberapa cerpen yang ending-nya boleh diacungi 4 jempol. Cerpen apa ya? Hmmm...
Sebenarnya cukup banyak ending cerpen yang menarik perhatian saya, Lampor-nya Joni Ariadinata yang jadi Cerpen Terbaik Kompas tahun 1994, saya suka. Ending cerpen-cerpennya Ben Sohib di Koran Tempo saya juga suka. Akan tetapi ada satu cerpen yang endingnya membuat saya sampai sekarang tetap terkagum-kagum bila membaca ulang cerpenya, yaitu ending cerpen Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Pelajaran Mengarang. Ironi dalam cerpen itu menampar jauh ke dalam sanubari saya.
Demikian Sob bincang-bincang kita dengan Guntur Alam. Pasti pada semakin penasaran kan dengan karya beliau (sama, admin juga). Buat sobat yang belum pada ngeuh dengan karya-karya beliau dalam bentuk buku, beberapa buku karya Guntur Alam berikut ini harus segera diboyong ke rak buku sobat. Buku keren yang membacanya dapat menyebabkan kita ketularan keren.
Love at School Review bukunya bisa dibaca di Goodreads, detail buku dan harga bisa dilihat di Gramedia atau langsung dibungkus aja selagi ada diskon 15% |
Musim yang Bercerita tentang Cinta Review bukunya bisa langsung diintip saja di Goodreads dan detail buku dan harga bisa diintip di Gramedia, ada diskon 15% loh, hajaaar! |
Mata Sayu itu Bercerita Review bukunya sudah banyak di Goodreads dan detail buku dan harga langsung intip di Gramedia, selagi ada diskon 15% langsung hajar aja Sob! |
Gimana Sob, keren kan proses kreatif Guntur Alam di atas? Terima kasih sebesarna untuk beliau yang telah meluangkan waktunya untuk berbagi tips menulis ending cerpen yang nampol di atas, semoga karya beliau semakin menginspirasi para pembaca sastra di Indonesia.
Buat sobat yang ingin berkenalan lebih intensif dengan beliau silakan follow aja @AlamGuntur atau berteman di FB Guntur Alam dan jangan lupa untuk sering-sering bertamu ke Negeri Guntur Alam untuk membaca segudang cerpen nampol di sana.
Baca juga tulisan T Agus Khaidir, jawa ngopi sore di Tribun Medan http://absurditasmalka.blogspot.com/2015/01/ngopi-sore-bersama-t-agus-khaidir-jurnalis-tribun-medan-2.html
ReplyDelete