Hari ini saya menghabiskan waktu untuk nonton film, dua-duanya film drama. Pertama film GONE GIRL kedua BIRDMAN. Keduanya sama-sama film kaya dialog tapi miskin adu tembak. Buat kamu penggemar film aksi, kedua film tersebut sebaiknya segera dicoret dari daftar DVD Bajakan yang kamu buru.
Tiba-tiba, Ping! Inbox FB menyala, seorang sahabat mengirimi saya pesan di FB. Pesan singkat berisi pertanyaan yang sebenarnya saya sendiri kebingungan untuk menjawabnya. Isi pesannya begini "Kang, membuat tokoh utama cerpen berkarakter itu harus boga lakon ya?" Iya, pertanyaannya gitu doang.
Saya sangat ingin menjawabnya dengan referensi Pram biar tampak keren, karena pada umumnya orang harus membaca tetraloginya Pram untuk memasuki dunia sastra. Sempat juga terlintas untuk memberi referensi dengan novel-novel best seller Dee Lestari, biar tampak up to date.
Ah, saya tidak pernah membaca karya keduanya sampai tamat, hanya beberapa kutipan saja dari hasil penelusuran mesin Google. Saya tidak sanggup membaca Pram bukan karena tidak menyukai penulisnya. Beliau adalah sosok istimewa yang sangat saya kagumi. Hanya saja ketika berada di ranah ideologi, realisme sosialis itu bukan bagian dari perjalanan saya. Tapi suatu hari nanti, saya harus menamatkan (terutama) buku tetralogi keren Pram itu. Harus.
Ada pun tulisan Dee saya punya dua judul, pemberian dari sahabat yang bekerja di penerbit buku. Judulnya kalau tidak salah Kesatria Jatuh dan Putri Bintang atau apalah, pokoknya ada kesatria dan putrinya gitu deh. Satu lagi buku Retroverso (sori kalau sala judul) bukunya keburu diambil orang sebelum sempat saya baca. Saya berhenti membaca buku Bintang Jatuh itu di halaman awal, tepat ketika sampai di bagian si tokoh berkenalan sebagai homo. Stop! Bukan bagian dari ideologi dan propaganda saya.
Saya pun tidak bisa memberikan jawaban dengan referensi sastra yang mumpuni dengan segala macam teorinya yang bikin pusing.
Kembali lagi ke pertanyaan di atas. Akhirnya saya memberikan jawaban berdasarkan referensi dari dunia film yang bagaimanapun berbeda dengan dunia menulis sastra (cerpen). Begini jawaban saya.
Tokoh utama pada mulanya mungkin didominasi oleh sosok-sosok yang mengusung nilai kebaikan, selalu menjadi boga lakon, jagoan, tidak boleh mati, membela kebenaran, penghancur kejahatan. Sekarang tokoh utama tidak lagi demikian, ada banyak cerpen yang mengusung tokoh utamanya adalah penjahat, cacat, bukan orang benar, maling, orang bodoh, pemberontak.
Dalam film Gone Girl misalnya, penjahat dan boga lakon pada akhirnya menjadi partner in crime (sama-sama jahatnya). Masi banyak lagi, tokoh utama baik itu penjahat maupun "pem-baik" tidak lagi sosok personal, bisa juga dalam lingkup yang komunal, institusi atau negara. Misalnya, film-film Amerika semakin gencar menempatkan superheronya sebagai representasi Amerika, sebagai ideologi, bahkan sebagai Tuhan di muka bumi ini. Cih!
Hmmm... Sukab. Tokoh cerpen yang satu ini saya berani menyebunya evergreen. Apa yang membuat Sukab begitu abadi? Karena SGA yang menulisnya itu sudah pasti, siapa pun yang menulis Sukab selain SGA hanya akan berakhir tragis. Kedua, karena tokoh itu direpetisikan. Sukab nyaris muncul di sana di mari, menjadi a, b, c, d, Sukab menjadi tokoh dengan banyak identitas. Dari semua identitas yang pernah dilakoni Sukab, yang tidak berubah. Sukab itu jujur tapi bego, berani tapi goblok, dan yang terutama bodoh dan romantis, Mungkin, itulah salah satu kunci keabadian Sukab. Entalah.
Kembali lagi ke inbox. perihal tokoh utama dalam cerpen tidak harus boga lakon yang baik. Kamu bisa membuat tokoh utamanya sebagai penjahat, gambaran personal, komunal, sistem, ideologi, institusi, negara, bahkan Tuhan. Kalau bisa, buatlah tokoh utama itu sebagai figuran belaka. Hanya muncul sekilas, nggak penting, penghias saja, bakan diabaikan pembaca tapi meresap jauh ke lubuk bawah sadar pembaca. Nah. loh. Gimana caranya? (Saya juga bingung, gimana caranya ya?)
Sekian saja coretan malam ini yang jelas pasar lebih suka penulis yang mengemas tokoh cerpennya dengan cara show bukan tell. Btw, ini bukan tips menulis tokoh cerpen berkarakter kuat. Bukan.
Belum ada tanggapan untuk "Bukan Tips Menulis Membangun Tokoh Cerpen Berkarakter Kuat"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar