Sinom Barangtaning Rasa Haji Hasan Mustapa
Pemilihan dangding ini menjadi menarik perhatian karena dangding masuk ke dalam kategori sajak bermatra (metrical verse). Setiap sajak bermatra menjadi tidak hanya tersusun fonem dan suku kata yang menentukan pelafalannya, juga terdiri atas kisi-kisi kematraan, yakni pola yang meskipun tidak diucapkan menentukan pencerapan atas satuan suku kata sebagai larik sajak bermartra ketimbang prosa biasa.Kenapa Dangding Haji Hasan Mustapa menjadi pilihan secara teks, disebabkan dalam teks-teks yang ditulisnya terdapat nilai mistisme sebagai percikan permenungan yang hendak ia sampaikan. Perenungan yang dimaksud merupakan alegori mengenai pengalaman mencari dan menghayati hal yang hakiki atau hal yang asali.
Dalam pemaknaan Sinom Barangtaning Rasa bercerita tentang masalah Barangtaning rasa kaula jeung Gusti (rasa prihatin diri dan Gusti), dan dalam pemilihan pemanggungannya teks dipilih berpijak pada salah satu fragmen dari martabat tujuh sebagai tujuh fase kehidupan manusia di mana di dalamnya terdapat penggambaran proses dialektis yang dialami manusia antara kecenderungan-kecenderungan jasmaniah dan rohaniah. Fragmen yang dipilih adalah maqomat pada tahapan maqomat ihsan.
Tentang Sukmasarakan
Komunitas seni berbasis pemberdayaan masyarakat yang aktif di sebuah desa bernama Wanayasa di Kabupaten Purwakarta, pimpinan Ayi Kurnia Iskandar. Memiliki program pembinaan kesenian bagi generasi musa, agar dapat berkontribusi bagi kemajuan masyarakatnya.
Tentang Shocking Rajah
Kelompok seni yang diprakarsai oleh aktivis teater dan musisi di Bandung dengan mempertahankan tradisi dalam situasi budaya urban, era di mana modernisasi harus hidup berdampingan dengan lokalitas dan membaca realitas masyarakatnya. Pada pertunjukannya spirit ngarajah menjadi doa pembuka dalam setiap penciptaan karyanya.
Ngarajah sebagai ritual penghormatan pada leluhur yang telah membangun kebudayaan serta bentuk syukur pada Tuhan yang telah menciptakan alam. Shocking Rajah adalah generasi di antara modernitas masyarakat perkotaan dan tradisi masyarakat pedesaan (Sunda), sebuah wadah pengilustrasian cita rasa alam dan kenyataan hari ini.
Tentang Sukmasarakan
Komunitas seni berbasis pemberdayaan masyarakat yang aktif di sebuah desa bernama Wanayasa di Kabupaten Purwakarta, pimpinan Ayi Kurnia Iskandar. Memiliki program pembinaan kesenian bagi generasi musa, agar dapat berkontribusi bagi kemajuan masyarakatnya.
Tentang Shocking Rajah
Kelompok seni yang diprakarsai oleh aktivis teater dan musisi di Bandung dengan mempertahankan tradisi dalam situasi budaya urban, era di mana modernisasi harus hidup berdampingan dengan lokalitas dan membaca realitas masyarakatnya. Pada pertunjukannya spirit ngarajah menjadi doa pembuka dalam setiap penciptaan karyanya.
Ngarajah sebagai ritual penghormatan pada leluhur yang telah membangun kebudayaan serta bentuk syukur pada Tuhan yang telah menciptakan alam. Shocking Rajah adalah generasi di antara modernitas masyarakat perkotaan dan tradisi masyarakat pedesaan (Sunda), sebuah wadah pengilustrasian cita rasa alam dan kenyataan hari ini.
Copyright © 2015 Yayasan Kelola, All rights reserved.
You are receiving this email because you opted in at our website : www.kelola.or.id
Our mailing address is:
Yayasan Kelola
Jl. H. Abdul Madjid no. 44 R, Cipete Selatan
Jakarta Selatan 12410
Indonesia
Belum ada tanggapan untuk "Sinom Barangtaning Rasa Haji Hasan Mustapa (25-26 September 2015 Purwakarta)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar