Seni Lisan Gaok dan Teater Modern Simbar Kencana
Dalam proses penciptaan karya ini, seni Gaok (tradisi) dan teater (modern), berpotensi memunculkan kreasi baru (paradoks). Entitas baru yang paradoksal itu, modern-tradisional atau tradisional-modern; sakral yang profan atau profan yang sakral. Hipogramnya adalah seni tradisi gaok yang terdiri dari teks (wawacan), konteks (ritual: syukuran, hajatan, ruwatan) dan koteksnya (nembang: auditif, partisipatif). Sedangkan transformasinya adalah teater kontemporer yang terdiri dari teks (laku peristiwa, verbal/non verbal tubuh), konteks (relasi cerita dengan situasi kekinian: simpati, refleksi, argumentasi, negasi), koteks (audio dan visual: empati, alienasi, partisipatif).Naskah wawacan Simbar Kancana Ngadeg Raja: Fragmen Talaga Manggung (1999), mengisahkan peristiwa kerajaan Talaga Manggung yang mulanya damai dan sejahtera, kemudian harus mengalami kekisruhan.
Tentang Sahlan Mujtaba (Bahuy)
Alumni Program Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Ketika mahasiswa aktif di UKM Teater Lakon. Meraih sutradara terbaik dalam Festival Teater Mahasiswa Nasional ke-4 di Jakarta (2009) dan sutradara terbaik Festival Monolog Mahasiswa Nasional ke- di Samarinda (2011). Aktif memberikan workshop teater di sekolah dan kampus di Jawa Barat. Ia juga aktif menulis artikel teater dan dimuat di media massa maupun elektronik. Menulis naskah drama berjudul “Etalase Tubuh”. Kini sedang menempuh kuliah pascasarjana Ilmu Susastra peminatan Kajian Tradisi Lisan FIB UI.
Belum ada tanggapan untuk "Simbar Kencana - Pentas Seni Lisan Gaok dan Teater Modern (Gratis Tapi Terbatas Euy!)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar