IBX582A8B4EDEABB Revolusi Sepak Bola, Cetar! | Info Absurditas Kata Revolusi Sepak Bola, Cetar! - Info Absurditas Kata
Beranda · E-Mail Koran · Info Lomba · Kiat Menulis · Adsense · SEO Youtube · Jasa · Toko · Blog

Revolusi Sepak Bola, Cetar!


Catatan ini saya tulis setelah peluit panjang ditiupkan wasit yang memimpin pertandingan Indonesia lawan Malaysia, Sabtu 1 Desember 2012. Wow, timnas kalah telak ditekuk 2-0 dan tak berkutik untuk melakukan balas.

Kegagahan si burung garuda ketika merobek jaring gawang Singapura dan Laos di pertandingan sebelumnya, sama sekali tak kentara ketika berhadapan dengan Malaysia. Ada apa dengan timnas, terlalu cetarkah? Atau sesuatu bangetkah?
Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi performa timnas sehingga penampilannya memburuk dan garuda menjadi impoten malam ini. Saya, tentu tidak akan men-judge pemain atas kekalahan ini. Pemain, sudah bertarung habis-habisan, sudah memeras keringat, sudah mengerahkan kemampuan mereka sampai titik penghabisan. Akan tetapi apalah daya, Malaysia rupanya tetap tak terkalahkan.

Dualisme Lingkaran Bola
Indonesia dengan dualisme sistem persepak bolaannya, bagi saya begitu tegas memperlihatkan, ada dua mafia penguasa sepak bola yang sama-sama ingin menjadi raja. Di mana keduanya sama-sama dalam keadaan sakit!
Perang mafia penguasa sepak bola, tentu berimbas secara nyata pada kualitas timnas itu sendiri. Perbaikan kualitas yang diharapkan segera terwujud, tidak akan dapat segera terlaksana karena dua sosok besar itu hanya berfokus pada bagaimana bisa melegalisasi dirinya untuk menjadi kiblat sepak bola nasional. Tentu prestasi menjadi urusan nomor sekian, terabaikan.

Naturalisasi, Sesuatu Banget!
Kebijakan naturalisasi pemain, adalah kebijakan paling fatal yang pernah dilakukan dalam dunia sepak bola Indonesia. Peningkatan kualitas timnas tidak bisa dilakukan secara instan. Dunia sepak bola bukan dunia Harry Poter yang segalanya bisa dilakukan secara abrakadabra.
Menjadi juara dan membangun timnas yang berprestasi, bukanlah pekerjaan sehari dua hari, butuh pembinaan yang integral, berkesinambungan dan terutama berprinsip pada lokalitas atau kecintaan pada produk dalam negeri.
Di dalam negeri sendiri, tidak kurang pemain bintang yang berkualitas, pemain yang mempunyai kemampuan individu dan tim yang hebat, akan tetapi mereka kemudian hanya dilirik sebelah mata. Indonesia lebih suka memakai produk bermerek luar negeri ketimbang memakai produk dalam negeri. Kebanggaan akan made in luar negeri meskipun kualitasnya pas-pasan, rupanya tidak hanya terjadi di dunia ekonomi tapi juga melanda dunia sepak bola.
Timnas hari ini adalah absurditas yang sangat getir. Timnas seharusnya menjadi sebuah tim yang dihuni pemain lokal berkualitas, sebuah tim produk dalam negeri yang membanggakan, bukan menjadi tim yang dihuni oleh para pemain dengan kualitas seadanya yang begitu mahal dibayar dari negara luar.

Revolusi Sepak Bola, Cetar!
Butuh waktu agar garuda kembali berjaya. Setidaknya sampai kebijakan dan sistem organisasi persebakbolaan di Indonesia direvolusi! Ya, harus ada revolusi sepak bola, untuk membenahi segala kecarut-marutan sistem. Kembali pada satu payung yang legal dan profesional, bukan dikuasai oleh mafia yang hanya bisa berperang. Revolusi sepak bola, tak lagi bisa ditawar-tawar.
Tivi sudah saya matikan, catatan ini saya akhiri dengan harapan yang tak pernah hentinya terkembang, semoga mafia sepak bola segera dilenyapkan dan prestasi kembali dimunculkan, tentu bukan di era SBY. Bukan sekarang... Entah kapan?

Bandung, 2 Desember 2012

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Revolusi Sepak Bola, Cetar!"

Post a Comment

Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar