Ya, kita pernah meng-absurd. Kita hanya lelaki-lelaki yang entah bagaimana sampai hari ini masih saja di sini, di titik yang tak lengkap. Titik yang di dalamnya ada ruang kosong di dada kiri kita. Tapi, lelaki mana yang berkuasa menampik?
Jatuh Cinta itu Entah Bagaimana?
Aku masih percaya kepada Gibran, bahwa cinta datang kapan saja, di mana saja, kepada siapa saja, walau cinta datang bersama sayapnya yang berjejarum-berpedangpedang, seseorang akan pasrah saja. Tekun dalam asmara.
Lelaki mana yang mampu menampik? Ketika di dalam hatinya entah bagaimana tumbuh warna merah, semerah jambu batu. Tumbuh rasa manis, serasa madu ditambah gula-gula. Tak ada, tak ada seorang pun. Apa yang tumbuh akan terus tumbuh. Sampai nanti, sampai ia menjadi pohon sejarah, yang kokoh megah meranumkan buah-buah manis. Atau ambruk puruk dan perlahan membusuk. Ah, kita tidak pernah tahu.
Bibit Terong Ungu Hidroponik Murah |
Berbahagialah, karena jatuh cinta itu entah bagaimana?
Belum ada tanggapan untuk "Jatuh Cinta Lagi, Kasmaran Lagi. Jatuh Cinta itu Entah Bagaimana?"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar