Saya termasuk tipe orang yang bisa menulis cerpen dengan mudah, pada masa libido kata-kata tengah subur, saya bisa menyelesaikan setidaknya 3-5 cerpen dalam 1 hari (baca: 24 jam). Dalam keadaan libido kerontang, saya terpaksa menulis cerpen setidaknya 1 naskah dalam 3 hari. Itu sudah menjadi rutinitas. Karena bagaimanapun, menulis butuh pembiasaan.
Dalam keadaan sibuk atau luang, begitulah kebiasaan menulis saya, seperti yang diceritakan di atas. Teknik menulis cerpen yang selalu saya lakukan biasanya memiliki struktur sebagai berikut:
Menangkap Ide Aktual
Kalau ngga punya ide ya mau ngapain? Ide itu ada yang "datang sendiri" ada juga yang "diciptakan" dengan jalan apa pun ide memperlihatkan dirinya, segeralah tuliskan. Bila belum sempat menuliskannya dalam bentuk cerpen panjang, tuliskan saja dalam bentuk sms, di ponsel :)
Duh, Apa Ya Judulnya?
Mencari judul yang tepat itu perlu, akan tetapi keinginan untuk mencari judul yang tepat kerapkali menjadi pembunuh kreatifitas penulis. Kadang penulis urung menulis karena tidak kunjung menemukan judul yang tepat.
Saya sendiri, selalu sudah mempunyai judul yang tepat sebelum menulis cerita. Akan tetapi setelah cerita usai ditulis, akan ditemukan judul yang lebih tepat! Biarkan saja tulisan mengalir tanpa judul sekali pun. Percayalah, akan ditemukan judul yang jauh lebih tepat di akhir goresan huruf Anda.
3. Hujan Kata-kata
Jangan sumbat kata-kata apa pun yang ingin dituliskan. Tuliskan apa saja, bahkan ketika kata-kata itu sebenarnya tidak perlu. Tuliskan saja dulu semuanya! Jangan membuang satu pun kata-kata. Biarkan bahasa menjadi hujan yang deras, menggenang menjadi telaga cerita.
Susah ide atau terbatasnya kata-kata seringkali dikarenakan kita sendiri yang membatasinya dengan pikiran, rasa takut, tidak PD, dll. Biarkan saja kata-kata menemu muara, tanpa batas-batas, tanpa keraguan. Make it rain!.
4. Baca Cepat!
Baca lagi naskah cerpen setelah usai dibuat secara utuh. Dari mulai pembuka, konflik dan ending. Saya bilang baca cepat, bukan baca cermat. Pembacaan cermat akan membuat penulis mandek dan ragu. Naskahnya tidak akan sempurna, karena memang tidak ada naskah yang sempurna, akan selalu terlihat kekurangan di mana-mana.
Maka baca cepat saja, untuk mencari bagian cerita yang tidak berguna, cerita yang perlu ditambahkan atau dihilangkan.
5. Perhatikan Kepatutan Bahasa
Maksudnya, hindari kesalahan teknis semisal typo error, kesalahan EYD dan apa saja yang berhubungan dengan teknik penulisan dasar semaksimal mungkin.
JANGAN PERNAH MEMBIARKAN paragraf pertama dihuni oleh kesalahan teknik penulisan dasar. Boleh salah, tapi usahakan jangan di paragraf pertama.
6. Teruslah menulis.
Setelah selesai, perjalanan menulis cerita tidak selesai di sana. Carilah ide lain, dan kembalilah menulis. Ya, begitulah, menulis adalah never ending journey :)
Teknik di atas tentu bukan patokan umum, hanya berbagi pengalaman. Bagaimanapun setiap orang memiliki teknik penulisan berbeda dan tidak bisa diseragamkan. Selamat menulis...
Belum ada tanggapan untuk "Bagaimana Menurunkan Hujan Kata-kata Ketika Menulis Cerpen?"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar