EMIS PENDIS ( Education Management Information System, Pendidikan Islam) merupakan sistem informasi dari Kementrian Agama yang dibuat untuk mengumpulkan data-data tentang lembaga pendidikan baik formal maupun non-formal, atau UNTUK MEMUDAHKAN input data sekolah, pondok pesantren dan pendidikan tinggi Islam DI SELURUH INDONESIA.
Sistem informasi Emis Pendis merupakan aplikasi berbasis web, sehingga untuk membukanya dibutuhkan software penjelajah internet (browser) seperti Mozilla Firefox, Google Chroom, Internet Explore dan sebagainya. Akan tetapi jenis browser yang disarankan dan compatible dengan aplikasi Emis Pendis adalah Mozilla Firefox.
Data tersebut diinput oleh operator, tidak sembarangan orang bisa menambah kurang data. Mereka harus login untuk bisa menambah, mengganti, atau menghapus data. Data tersebut idealnya bisa diupdate secara terus-menerus, dan harus valid. Sehingga segala keputusan terkait bisa berdasarkan data yang akurat.
Hal-Hal Penting Tentang Emis Pendis
Beberapa hal ini bisa dikatakan sebagai nyawa dari Emis Pendis, yaitu:
- Updating Data,
- Kelengkapan Data
- Data Sourch
Updating data yaitu terus menerus melakukan update data supaya data yang tersaji adalah data paling akhir. Kelengkapan data, data harus lengkap bahkan kalau perlu harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap keputusan harus berbasis pada data, data sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan, lembaga keagamaan dan guru agama menjadi penyedia data mentah.
Bagaimana ketiga hal penting di atas bisa terwujud? Tentu harus didukung oleh banyak faktor, baik itu faktor teknis maupun non-teknis. Faktor teknis sebut saja berupa hadware, jaringan internet, dan sebagainya. Bukan rahasia bila sangat banyak sekolah yang hanya mengandalkan hardware ala kadarnya, tidak mumpuni, sudah mengenaskan seperti itu mereka digebok untuk kejar tayang. Ibarat memaksa becak untuk balapan Satria FU. Ada kesalahan cara berpikir yang massal, terjadi di banyak sekolah bahwa pekerjaan input data ini 100%
kumaha OP. Tentu tidak! Semua elemen saling terkait satu sama lain. Cukup, hentikan cara berpikir yang terkotak-kota, sudah saatnya berpikir integratif. OP sendiri hanya pekerja, tugasnya input data (mindahin data dari kertas ke sistem EMIS PENDIS) fokus di sana, tapi itu tidak bisa terwujud karena sistemnya bobrok! Ditambah lagi hardwarenya sekadar ada.
Kegetiran tidak berhenti pada faktor teknis saja. Kegetiran juga terjadi pada sikap (baik individual maupun lembaga) dari ente-ente pemenang kebijakan di atas sana. Ketika OP bicara (curhat) tentang masalah-masalah input data di Emis Pendis, ente-ente yang seharusnya menjadi penyambung lidah (bahkan pemegang kebijakan) cuma bilang "Coba lagi saja Pak, memang sering error."
Ngeri! Bagi saya, itu merupakan jawaban yang sangat barbar. Mengingat OP tidak hanya sekali dua kali mencoba, mereka berhari-hari mencoba, seharian mencoba, semalaman mencoba, sampai mereka kehilangan waktu mereka, hak mereka. OP menjadi bulan-bulanan website Emis Pendis yang error berhari-hari. Tidak ada solusi. Bertahun-tahun tak ada solusi!
Alangkah lebih eloknya, LEBIH PANTAS, bila elemen terkait di atas, ikut membantu secara integratif, progresif, ikut mencari solusi, bukan sekadar memberikan jawaban barbar seperti di atas. (Andai saya yang jadi OP, sosok atasan semacam itu, pasti sudah saya gebok.) :D
Masalah Emis Pendis, Kapan Akan Diberikan Solusi?
Saya bicara kenyataan (fakta) di lapangan, Emis Pendis yang sudah dirilis sejak bertahun-tahun lalu ini masih mengalami masalah yang itu-itu juga walaupun katanya sudah diperbaiki. Masalah umum yang dihadapi operator ketika melakukan input data misalnya laman error, login error, data tidak tersimpan. Kenapa sistem error ini sangat sering terjadi? (Mau nyalahin OP terus? Mau menuduhkan telunjuk sama OP terus? Ente-ente mau EGP terus?)
Saya kira dalam hal ini OP telah mengikuti juklak juknis, mereka bekerja maksimal meskipun sekadar dibekali hardware dan jaringan ala kadarnya di sekolah masing-masing. OP yang tak hentinya digebok oleh kebobrokan sistem Emis Pendis itu sampai kapan akan dijadikan bulan-bulanan? Sumpah, honor OP tak setara dengan waktu mereka yang digelontorkan untuk masalah-masalah yang sebenarnya bisa diselesaikan, bisa segera diperbaiki.
Solusinya sederhana, data sebesar dan sebanyak apa pun, bisa ditampung dengan sangat baik di sebuah sistem. Ratusan data, ribuan data, jutaan data, miliran data, triliunan data! Sekian banyak data itu bukan lagi masalah besar untuk dikumpulkan dalam sebuah aplikasi berbasis web seperti Emis Pendis, teknologinya sudah ada! (Hanya data pendidikan se-Indonesia? Halow masih error juga?! Emang dikorupsi gede ya dananya sama ente-ente?)
Bagaimana solusinya? Menjejerkan masalah Emis Pendis ini mungkin akan membuat tulisan ini semakin panjang. Saya butuh solusi, OP ingin solusi, semua pihak ingin solusi agar data yang akurat itu bisa selalu update dan lengkap.
Pertama, solusinya tidak akan bisa diterapkan bila pucuk-pucuk/pemegang kebijakan terkait Emis Pendis ini tutup mata, tutup telinga (sumun bukmun umyun). Masalahnya ini jangan hanya memanas di kalangan martir (OP di tingkat akar rumput) tapi harus juga ditanggapi secara progresif positif dan aktif oleh pihak yang terkait terutama ente-ente yang berada di atas sana.
Kedua, Emis Pendis tidak ujug-ujug ada, pasti ada lembaga/instansi yang membuatnya baik itu berada di luar Kementerian Agama maupun bagian dari Kementrian Agama. Tunjukan keseriusan untuk mengumpulkan data akurat itu dengan meminta perusahaan/lembaga yang membuat website tersebut, minta mereka untuk segera memperbaiki kecacatan di website Emis Pendis. Bila ternyata sudah tidak ada ikatan kerja dan tidak memungkin secara hukum untuk meminta mereka memperbaiki, gelontorkan dana tambahan untuk maintenance dan perbaikan, buat tender baru, atau bagaimana deh caranya terserah ente-ente. (Ssssttt... Ente-ente bisa korupsi ulang di sini, kalau ente mau)
Kalau ternyata Emis Pendis ini dibuat oleh bagian dari Kementerian Agama juga, sama saja, segera panggil tim terkait, perbaiki, dan berikan hukuman! Baik itu berupa pemecatan, pemindahan, atau skorsing lainnya agar menjadi pembelajaran, agar mereka bisa menciptakan sistem informasi yang andal, sistem informasi yang menghadirkan data akurat. Jangan buang waktu lagi dengan memberikan toleransi pada kinerja yang bobrok, SUDAH BERTAHUN-TAHUN terjadi.
Ketiga, take action! Percuma aneka wacana digelontorkan bila tidak ada aksi, apalagi bila sekadar memberikan jawaban-jawaban sumir dan sumbang. Solusinya harus segera diwujudkan, teknologi sudah ada, duit ada, SDM ada, semuanya sudah tersedia,
Cuy. Tinggal dikerjain aja, supaya masalah yang sama tidak berulang-ulang terjadi setiap tahun. Ayolah! Kementrian Agama bukan fakir miskin.
Sampai kapan ente-ente pada mau ongkang-ongkang kaki, klepas-klepus duduk santai di atas punggung para OP yang setengah mampus nginput data seharian, semalaman. Error! 404! Error! 404! Atau jangan-jangan, sebenarnya cara berpikir ente-ente sudah 404?
Asdasoiew218 3984vn23 3lvk;lkf -08 ;LJE2Q-308 N;owI4-120 N;LFK 20841-N KDJVLSKDUR-54 B824-12N DJF ;O384-23084N KJVDSFE0 -23' [3940 Q39128 2110=23N 210 1238 1B[21 3C;L12K3=193 N123;LEC123-812 VBC214-V D ;O82103 V#error
Belum ada tanggapan untuk "Karut-marut EMIS PENDIS, Bulan-bulanan Bernama Op. dan Ente yang Klepas-klepus"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar