Hatinya masih Hiroshima - Nagasaki, lantak dipeluk ledakan bom Atom ketika mawar paling merah mencumbunya dengan ledakan Nuklir berhari lalu. Bumi di dalam dadanya tak lagi berbentuk, hanya debu satu-satunya rupa yang tersisa. Ditatapnya segala hening, hanya kesendirian, matahari dan bayang-bayang tubuh yang memanjang di gurun hati yang menjadi serpih.
"Kenapa kamu tidak mati?" Lelaki itu bertanya kepada bayang-bayang.
"Aku tidak mengenal kematian, kekal dan bersetia kepada keberadaan." Bayang-bayang semakin memanjang.
"Ke mana perginya segala-gala?"
Ditatapnya hamparan debu, angin berlarian di atasnya, menerbang-nerbangkan radiasi, hinggap di kulit membubuh nyeri, meresap di lembar paru menyemai perih. Dihisapnya aroma keheningan, semakin dalam semakin tegas dunia ini adalah kesendirian. Bayang-bayang bergelisik, tangan-tangannya yang kelam melayang di kekosongan. Ingin meraih matahari, ingin melepas diri dari kaki-kaki lelaki yang kosong menghuni sunyi.
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Jangan Nuklir-i Hatiku!"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar