Plastik tidak bisa memilih, apa guna juga aku menjadi wadah buku-buku Nietzsche dan Camus yang dijinjing perempuan ini. Aku tetap saja, hanya plastik, tidak pernah terlempar, tidak pernah terasing, tidak juga merasa cemas. Aku hanya akan menjadi sampah selama ratusan tahun.
Buku-buku filsafat yang sakit itu, sudah rapih berderet di rak, satu sedang dibaca. Nasibku kini, terlipat dan dikeranjang sampahkan. Terpuruk bersama botol bekas minuman, remah makanan, kayu bekas uliran pensil. Besok atau besoknya lagi aku akan dibungkus plastik yang lebih besar, dipindahkan ke tempat sampah di depan rumah.
Aku, plastik di dalam plastik.
Siapa yang akan membebaskanku dari pengap ini.
Nietzsche?
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Plastik di Dalam Plastik"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar