Mei datang dengan wajah yang berserak, berantak, nanah dan darah bercucur di sini, di setiap pori-pori jangatku. Ya, setelah kesekian kali kamu menjadi entah apa, menjadi sesuatu yang tak sanggup akalku menalarnya. Dari ujung belati-belatimu yang menajam di tatap, di ucap, di tindak, amarah berhujan, membadai.
Mei sudah tiada, kamu larungkan pada pusara. Aku tak harus berduka, tak juga merasa perlu melarikan air mata. Bersama hujan, Mei pergi ke samudera tiada, kamu hanyalah buih yang tak mungkin lagi tampak di semesta hatiku. Selamat tinggal, selamat terlupakan. Tempuhi ambing sunyi dan hantam garam, nikmati dingin nyeri dan dera sesalan, sesapi keheningan dan ikan-ikan yang lahir dari air matamu.
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "May, Not Responding! (Midfing I)"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar