Tentang pertanyaan-pertanyaan yang sempat kuucapkan kemarin malam kepada matamu dan hujan, mungkin jawabnya bisa kamu larungkan ke dinding kamar. Biar gemanya selalu terdengar, biar maknanya selalu menjadi suar.
Aku harus melanjutkan perjalanan, yang terberat, yang terabsurd, yang membuatku merasa menempuh akhir segalanya; meninggalkanmu.
Kuharap, pada titik tertentu, ketika aku menoleh ke belakang. Kamu tidak lagi berdiri di sana menatapi jejak-jejak. Menatapi kekosongan yang tak lagi berkuasa untuk sekadar membingkai punggungku. Punggung lelaki yang menampung retakan-retakan hati.
Percayalah, ketika aku kembali menatap arah langkah, kamu utuh menjadi kenangan. Dan hanya di dalam kenangan, kamu masih mungkin untuk datang. Hanya di dalam kenangan.
Bandung, 16 Juni 2015
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Hanya di Dalam Kenangan, Ia Masih Mungkin untuk Pulang"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar