Cara membuat transkrip wawancara yang baik ini saya tulis berdasarkan pengalamn pribadai, bukan berdasarkan teori yang ada di buku-buku. Jadi, buat kamu yang lagi nyari t
eori transkrip wawancara, melipir sono! :D
Membuat
transkrip wawancara yang baik setidaknya harus memperhatikan hal-hal berikut ini. Supaya hasil wawancaranya bagus dan mudah dipahami ketika kamu ambil datanya setelah selesai wawancara.
Saya akan memberikan beberapa tips yang mungkin sering diabaikan atau sering lupa untuk dipatuhi oleh orang-orang yang melakukan wawancara. Hal sepele semacam ini nantinya akan sangat mengacaukan hasil wawancara, data kamu jadi nggak jelas. Susah ditranskrip menjadi teks, dan seterusnya.
Jangan Lakukan Wawancara di Tempat Gaduh
Saya yang menerima
jasa transkrip wawancara sering dibuat pusing sama transkrip wawancara yang dilakukan di tempat gaduh. Misalnya wawancara dilakukan di kafe yang di kafe itu sedang ada nonton bareng, kampret banget! Lebih kenceng yang teriak GOOOOOL-nya daripada wawancaranya.
Percakapan antara nara sumber dan si pewawancara menjadi kacau karena terganggu oleh kebisingan. Maka hindari tempat yang gaduh ketika melakukan wawancara. Ngerti kan maksudnya?
Jangan Mengajukan Pertanyaan yang Memotong Percakapan!
Memotong pembicaraan ini sering terjadi dalam wawancara. Nara sumber belum selesai bicara, kamu sudah melontarkan pertanyaan. Selain tidak sopan, rekaman wawancara pun menjadi nggak jelas. Apa yang dikatakan nara sumber ketimpa sama pertanyaan kamu. Asem!
Kalau pun mau bertanya, gunakan isyarat terlebih dahulu bahwa kamu ingin bertanya, agar nara sumber segera berhenti bicara dan kamu bisa mengajukan pertanyaan. Atau tunggulah sampai nara sumber selesai bicara kemudian ajukan pertanyaan.
Pokoknya hindari saja memotong percakapan! Supaya hasil wawancara kamu enak didengar, nggak tumpang tindih. Nanti kan yang mau pakai hasil wawancaranya dirimu, datanya untuk dirimu, maka buatlah wawancara yang baik dan benar.
Pastikan Baterai Alat Perekam Tahan Lama
Proses wawancara ini sering memakan durasi panjang, berjam-jam. Melakukan proses transkrip wawancara selama itu butuh baterai yang prima. Pastikan recorder/alat perekam suara yang kamu pakai nggak ejakulasi dini. Masa iya baru 5 menit baterainya udah habis?
Jangan Menyimpan Alat Perekam Suara Terlalu Jauh
Menyimpan alat perekam suara terlalu jauh dapat menyebabkan serangan jantung dan gangguan mental. Betapa tidak, ketika kamu pulang, ketika kamu bermaksud mendengarkan hasil wawancara tidak ada yang bisa didengar karena kamu naroh alat perekamnya terlalu jauh. Wawancara di Bandung ya simpan alatnya di Bandung, jangan simpan di Jakarta :D
Maksudnya, pastikan alat perekam yang kamu simpan itu masih bisa merekam suara nara sumber dan suara kamu dengan sangat jelas!
Jangan Melakukan Wawancara Ketika Batuk Pilek!!!
Tuh lihat, saya pakai tanda seru tiga biji. Berarti penting BANGET!!! Kenapa nggak boleh? Pertama, kasihan nara sumber nanti dia bisa ketularan batuk pilek juga. Saya pernah menerima order jasa transkrip wawancara bahasa Indonesia yang dilakukan ketika si pewawancara sedang flu. Asem! Suaranya kayak pocong lagi nyanyi di malam Jumat, sengau nggak jelas, ngeselin :D
Kemudian suara batuk-batuknya itu sering banget menimpa suara nara sumber. Contoh: "Saya menderita penyakit disentri ini sejak UHUK! UHUK! Setelah itu UHUK UHUK! UHUUUUUUUK! Karena itu saya tidak bisa lagi HOEEEEK! UHUK! HUK! Ya jadi begitu." (Jadi begitu bagaimana maksud lu?)
Secara garis besar, beberapa poin di ataslah yang saya anggap penting untuk dipatuhi ketika melakukan
transkrip wawancara. Kalau ada yang kurang silakan ditambahkan. Terima kasih, kalau bermanfaat silakan berbagi denga sobat yang lain. Silakan baca juga artikel
Software Transkrip Wawancara Bahasa Indonesia (publishnya nanti tanggal 28 Agustus 2015
)
Belum ada tanggapan untuk "Bagaimana Membuat Transkrip Wawancara yang Baik dan Ganteng Maksimal?"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar