Gelas kaca adalah rumah
Tempat kemabukan berpulang
Tempat bibir mengecup genang.
Aku sendiri adalah buih, menunggu hilang
Mati tak bersisa dari malam ke malam.
Riwayatku bercecer
di dengus nafas lelaki-lelaki, menguar
aroma berahi. Dan setumpuk dominasi.
Gelas kaca adalah tubuh
Yang setia menunggu pelanggan
Melunasi malam dengan kemabukan
Dan aku seringkali menjadi bayang
Menari di remang-remang.
Berharap Tuhan tak pernah datang
Nafasku berjatuhan
Di mulut-mulut para pemabuk,
Menguapkan hasrat dan jengat.
Menolak untuk pecah.
Bandung, 3 Mei 2012
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Gelas Kaca"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar