Di tengah gempita dan hujan ucapan selamat, entah kenapa aku masih merasa tak lengkap. Barangkali karena perayaan ini tidaklah tepat. Seharusnya, aku tengah bersamamu ketika kabar itu datang. Seharusnya, kitalah berdua yang tengah berbahagia sekarang, bukan hanya aku.
Jauh-jauh hari sebelum kamu menulis catatan ini, aku sudah menulis, "Segala pencapaianmu hanya akan menuai perasaan kosong. Tanpaku, kau mungkin tetap megah sebagaimana Piramida Mesir, Tembok Cina, atau Taj Mahal India, tapi begitu rapuh dan sunyi." Seharusnyalah kamu berbahagia, meskipun tanpaku. Setiap orang berhak untuk berbahagia dengan atau tanpa seseorang yang lain. Selamat Bund, kamu layak mendapatkannya :D
Aku masih ingat bagaimana kita mengumpulkan jejak-jejak perjalanan dan mengemasnya secantik mungkin. "Aku mengirimkan CV sebanyak 11 sebelas halaman," kataku malu-malu. Kau hanya menyeringai dan mengacungkan dua lembar kertas. Walau bagaimanapun, kita sudah melakukan yang terbaik untuk menjadi yang terbaik, bukan?
Saya tidak melakukan apa pun untuk menjadi yang terbaik, thats not the shape of my heart, saya hanya menggulirkan geometry of chance, apa pun yang terjadi setelah guliran kemungkinan itu, terima dan lakoni saja. (Kalimat yang ditulis pake english, diculik dari lagu Sting)
Am, engkau adalah laki-laki yang pantang untuk dikalahkan. Tapi aku tak pernah menganggap ini sebagai perlombaan. Seharusnya kau menerima ini dengan dada yang lapang. Bukankah pernah kau katakan bahwa aku harus terus melaju, dengan, ataupun tanpamu? Maka aku memegang teguh kata-katamu. Akan selalu kupegang itu.
Teruslah menulis, terus menyastra, kamu memiliki ilmu dan kemampuan yang mumpuni dalam hal ini. Aku tahu itu, dan dunia tahu kamu memiliki sihir dalam setiap kata-kata. Salutku untukmu.
Aku melihat banyak sekali kemarahan yang ingin kautumpahkan. Kenapa? Bukankah kita berdua sudah berjanji untuk saling melupakan dan bertenang di setapak masing-masing? Apa lagi yang kau ingin? Di rahimku hidup masa depanku, masa depanmu. Aku tak mengerti, mengapa kau masih bergulung-gulung dengan masa lalu?
Sudah tak marah lagi, HDD sudah dibalikin. Tentangm UWRF. Itu nasib baikmu, itu kebahagianmu. Tentang masa lalu kita, tak ada amarah untuk itu.
Bali hanya satu mimpi yang tak sanggup kita beli. Ada banyak mimpi yang harus aku dan kamu wujudkan, sendirian.
Am, kekasihku ...
Aku ingin sekali berbagi kebahagiaan ini denganmu. Engkau bukan Ikarus, bukan ia yang sayapnya luruh lalu jatuh. Engkau Elang yang akan selalu terbang mengepak, menuju cakrawala kemudian menaklukkan dunia. Terbanglah, mengepaklah.
Aku ini fans berat Sisifus, bukan Ikarus! Masa lupa?
Suatu hari, semoga kita berdua bisa sampai kepada pertobatan bahwa cinta adalah merelakan.
Kayaknya, kamu yang kudu merelakan, Bund :D Que sera sera, apa yang akan terjadi-terjadilah. Semangat, Bund!
-Berjuta cinta untuk ayahnya Ziarre Amaravati; Absurditas Malka-
Berjuta salut untuk bundanya ABSURDITAS PHOENIX AMARAVATI atau ABSURDITAS ZIARRE AMARAVATI : Susanti
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Tentang UWRF 2013"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar