Kamu suka menulis cerpen? Ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika kamu sedang menulis cerpen, misalnya judul, narasi, dialog, konflik dan akhir riwayat (ending). Selain itu ada satu hal yang harus kamu perhatikan, yakni logika cerita. Entahlah istilahnya apa dalam dunia sastra, sebut saja demikian.
Nah, sekarang kita akan berbagi
cara membuat logika cerita yang tepat dalam sebuah cerita pendek. Mari kita simak.
Ketika saya mengatakan logika cerita, saya tidak bermaksud membatasinya pada cerita yang harus matematis 1=1=2. Logika cerita yang saya maksud lebih kepada sandara logis kenapa begini, kenapa begitu.
Cerita pendek tidak harus realistis, kamu boleh saja menulis hal-hal absurd, surealis, mitis, fantasi, dan sebagainya. Akan tetapi semua jenis tulisan di atas, pada akhirnya HARUS memiliki logika cerita. Harus memiliki sandaran logisnya masing-masing. Sehingga cerita absurd, surealis dan sebagainya tetap menjadi cerita yang "realistis" sebagai cerpen.
Sebagai contoh, saya ambil cerpen Seno Gumira Ajidarma, dalam Sepotong Senja untuk Pacarku di sana diceritakan seorang lelaki memotong senja dan mengirimkannya untuk sang pacar. Logiskah? Tentu tidak. Atau dalam cerita Jakarta Suatu Ketika, dikisahkan ada Semar yang
ngejawantah dalam kehidupan manusia. Logiskah? Tentu tidak.
Nah, semua ketidak-logisan, keabsurdan tersebut pada akhirnya menjadi logis, menjadi realistis sebagai narasi cerpen, kenapa? Karena ada sandaran logika yang kuat, ada logika cerita yang pada akhirnya membuat segalanya menjadi "logis".
SGA misalnya meyakinkan pembaca agar membenarkan cerpen tersebut sebagai hal yang realistis. Salah satunya disandarkan pada logika kejar-kejaran si pemotong senja dan polisi, keributan orang-orang yang kehilangan senja, dan sebagainya. Dan seterusnya.
Jadi, kamu bisa menulis cerita apa saja (bahkan ketika cerita itu sebenarnya tidak masuk akal) dengan syarat kamu bisa memberikan sandaran logis yang tepat, memberikan logika cerita yang pas. Dan satu lagi, hindari logika yang lompat dan kepleset.
Misalnya, dalam paragraf awal kamu nyeritain tokoh cewek berambut kribo dengan baju biru tengah duduk di kursi kafe menunggu ibunya. Pada paragraf berikutnya, kamu menceritakan dia sedang merapikan rambutnya yang tergerai indah. Logika cerita seperti ini sudah mati, kribo itu sangat jarang yang tergerai kecuali paska rebonding. Ya udah, gitu aja.
Info Absurditas Kata Lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Kiat Menulis Cerpen; Temukan Logika yang Pas untuk Ceritamu!"
Post a Comment
Berkomentar memakai akun Blogger akan lebih cepat ditanggapi, berkomentar memakai akun Facebook tergantung radar :D Terima kasih telah berkomentar